Wamen ESDM: Indonesia Masih Terlalu Bergantung pada Batu Bara untuk Energi
Kabarbuzz – Indonesia masih menghadapi tantangan besar dalam transisi energi, dengan batu bara tetap menjadi sumber utama energi negara ini. Dalam sebuah pernyataan terbaru, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Irwandy Arif mengungkapkan bahwa meskipun upaya untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan (EBT) terus dilakukan, sektor energi Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara. Proyeksi ini menunjukkan bahwa transisi menuju energi terbarukan akan memakan waktu yang lebih lama dari yang diperkirakan.
Ketergantungan Indonesia pada Batu Bara
Batu bara telah lama menjadi tulang punggung energi Indonesia, memberikan kontribusi besar dalam memenuhi kebutuhan listrik domestik serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui ekspor. Pada 2023, Indonesia tercatat sebagai salah satu eksportir batu bara terbesar di dunia, dengan kontribusi signifikan terhadap Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), yang diperkirakan mencapai sekitar 100 triliun rupiah.
Namun, meski ada upaya untuk beralih ke energi terbarukan, Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara. Hingga Agustus 2023, batu bara masih mengisi 38,8% dari bauran energi primer nasional, jauh lebih besar dibandingkan dengan minyak bumi (31,6%) dan gas bumi (17,4%)
Porsi energi terbarukan, meski tumbuh, hanya mencakup sekitar 12,2%, jauh dari target pemerintah untuk mencapai 23% pada 2025.
Tantangan dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Salah satu alasan mengapa batu bara masih dominan adalah keterbatasan infrastruktur dan teknologi energi terbarukan yang belum sepenuhnya siap untuk menggantikan batu bara dalam skala besar. Energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, meskipun menjanjikan, memiliki sifat intermittent atau tidak stabil, yang menyulitkan pemanfaatannya untuk memenuhi kebutuhan energi industri yang membutuhkan pasokan listrik yang kontinu dan stabil.
Hal ini sangat relevan bagi industri besar Indonesia, seperti smelter nikel, yang memerlukan pasokan energi yang konsisten untuk menjaga produktivitas. Dalam kondisi ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbasis batu bara tetap menjadi solusi yang realistis dan efisien, setidaknya dalam jangka menengah hingga panjang.
Produksi Batu Bara 2024: Target dan Tantangan
Produksi batu bara Indonesia pada 2024 diperkirakan akan meningkat, dengan target mencapai 710 juta ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan produksi pada 2023 yang mencapai 695 juta ton
Sebanyak 220 juta ton dari total produksi tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri, khususnya untuk pembangkit listrik dan industri. Pemerintah juga memastikan bahwa kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Namun, masalah pengendalian emisi dan pengurangan ketergantungan pada batu bara juga menjadi perhatian utama. Pemerintah telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, dengan rencana untuk mencapai net-zero emissions pada 2060. Tetapi, selama transisi ini, batu bara diperkirakan masih akan memainkan peran penting dalam pasokan energi Indonesia.
Potensi Masa Depan Energi Terbarukan di Indonesia
Meski batu bara masih dominan, Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan. Sektor ini diharapkan dapat tumbuh pesat seiring dengan perkembangan teknologi dan investasi yang lebih besar dalam infrastruktur energi hijau. Namun, perubahan besar dalam sektor energi ini akan membutuhkan waktu, dan Indonesia diperkirakan akan tetap mengandalkan batu bara untuk beberapa dekade mendatang.
Transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bukan hanya soal mengganti batu bara dengan energi terbarukan, tetapi juga mengelola transformasi ekonomi dan sosial yang akan ditimbulkan. Peran batu bara dalam perekonomian Indonesia, terutama melalui sektor ekspor dan penciptaan lapangan kerja di daerah tambang, masih sangat besar.
Dengan berbagai tantangan dan peluang yang ada, Indonesia masih harus menyeimbangkan kebutuhan energi domestik dengan komitmen global terhadap perubahan iklim. Batu bara mungkin tetap menjadi bagian penting dari bauran energi negara ini, tetapi peran energi terbarukan akan semakin besar seiring berjalannya waktu.
Artikel ini menunjukkan bahwa meski ada kemajuan dalam hal energi terbarukan, Indonesia masih sangat bergantung pada batu bara dalam memenuhi kebutuhan energinya. Pencapaian target energi terbarukan akan membutuhkan upaya yang lebih besar, sementara batu bara diperkirakan tetap memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia untuk beberapa dekade mendatang.